Selasa, 16 Juni 2015

S * Y * U * K * U * R

Menempati ruang kerja di lantai 4, dengan pemandangan langsung ke arah flyover kebanggaan urang Bandung -Pasupati, ditemani instrumental dari Depapepe. 
Angin berhembus lembut dari sela jendela yang dibuka setengah. 
Alhamdulillah. 
Matahari hari ini juga begitu cerah. 
Meski jarang merasakan hangatnya, tapi senantiasa merasakan cerah ceriahnya dari ruangan ini.

Ya Rabbi...
Wahai yang mengatur hidup dan kehidupanku
Sungguh, tak ada lagi yang hendak kuminta,,
Tersebab hamba telah terliputi semua karuniaMu

I am overwhelming by Your love
O Rabbi,, I'm gratitude for it

Semua pinta itu hanyalah ekspresi ketidaktahuan hamba
Kemaha dho'if-an hamba akan segala sesuatu
Ialah rangkaian kata penenang pikir dan pendamai hati

Semua pinta itu adalah
Karena aku makhluq dan Kau Khaliq
Karena aku membutuhkan pengabulan doa dari Mu

Seems like this song is the most representing my feeling today...
enjoy the love of our Creator,,,

I Love You So by Maher Zain


Alhamdulillahirabbil'alamiin...

Senin, 01 Juni 2015

The Journey : Kuala Lumpur-Malacca-S'pore-Batam [so late post] Singapore

Bismillah,,,

Tulisan terakhir ini memang sangat sangat luar biasa. Tidak seperti menulis ke-empat catatan sebelumnya yang terkesan mengalir begitu saja, kali ini saya harus berkali-kali googling termasuk menggunakan bantuan google map untuk memastikan data mengenai tempat-tempat yang kami singgahi. dan jujur hal itu malah membuat kami semakin tertawa lebar, menertawakan kekonyolan kami waktu itu. [thanks to me, tentunya untuk semua kekonyolan selama di S'pore :D]

Berangkat dari Malaka Sentral menggunakan Operator bus S&S International Express, dengan tempat pemberhentian di Keypoint Building, Beach Road, Singapore. Kekhawatiran akan sulitnya menemukan guest house kami yang berada di Jalan Pinang, Komplek Mesjid Sultan pun benar-benar terjadi. Semua itu hanya karena kurangnya persiapan untuk menjelajah S'pore, juga tidak siap dengan plan B tentang operator bus keberangkatan dari Malaka.

Setibanya di Beach Road, saya memberanikan diri bertanya pada seorang ibu dan seorang anak muda yang kebetulan tengah bersenda gurau di area gedung tempat bis kami berhenti, sepertinya mereka sekuriti di gedung tingi tersebut. Saya bertanya mengenai arah menuju Mesjid Sultan. Ekspektasi yang besar selalu sebanding dengan kekecewaan. Karena si ibu itu berjilbab, wajar sepertinya kalau saya miliki ekspektasi yang besar kalau beliau tahu mengenai arah Mesjid Sultan, tapi ternyata yang ditanya malah balik nanya sama si pemuda. dan dengan jawaban kurang meyakinkan, beliau bilang bahwa Komplek Mesjid Sultan ada dibelakang jalan ini (red: beach road). Jawaban yang disertai senyum ketidakyakinan mereka, membuat saya lebih tidak percaya diri. Kami [atau lebih tepatnya saya] putuskan untuk mencoba mencari jalan sendiri.

Kami pun berjalan menyusuri Beach Road, ditemani gedung-gedung pencakar langit yang nampak sangat tidak ramah [wajar lah, hanya sebuah dinding soalnya, jadi ga bisa senyum]. Logika nya simpel aja sih, kata si ibu tadi kan di belakang jalan ini (red: beach road), so,, menyusurinya dengan berjalan lurus kedepan maupun berbalik arah, toh akhirnya bakal sampai juga di bagian belakangnya kan. hehe... konsekuensinya ternyata tak sesimpel logikanya.

Di ujung Beach Road, kami menemukan persimpangan, karena bermaksud menuju belakang Beach Road, kami belok kiri di persimpangan tersebut menuju Crawford Street [tau dari google]. Menyusuri Crawford Street yang [ternyata] cukup panjang, ditengah terik matahari, dengan bakcpack yang lumayan berat, ditambah sarapan pagi yang sangat sangat minim menjadi atribut kepayahan kami waktu itu. [semakin merasa bersalah sama temen seperjalanan :'( ]

Seperti perjalanan menemukan Mesjid Malaka, kami lalui kepayahan kedua kali dalam menemukan komplek Mesjid Sultan dari bus stop di Keypoint Building, Beach Road. Menyusuri Crawford Street dengan beberapa kali berhenti untuk rehat dan meneguhkan langkah. Sangat berharap dapat segera menemukan kejelasan arah menuju guest house kami di komplek Mesjid Sultan. Tiba di ujung Crawford Street, yang ternyata dibelah oleh Kallang Street, dengan Lavender Street disebrang jalannya. Kami berhenti di persimpangan dan berbelok ke arah kiri menuju Kallang Road. Ya,, masih dengan logika [yang katanya simpel tadi] bahwa saya hendak memutar menemukan bagian belakang Beach Road untuk menemukan Komplek Mesjid Sultan. 

Tak jauh setelah kami berbelok arah ke Kallang Road, karena khawatir semakin lama terlunta lunta di jalanan saya kembali memberanikan diri bertanya kepada seorang passer by, a chinesse woman. Saya tidak bertanya tentang Mesjid Sultan tentunya, tapi bertanya arah area Bugis. Dia kemudian menunjukkan bahwa di depan ada station MRT, kami bisa naik MRT ke Station Bugis (EW12) yang merupakan pemberhentian berikutnya dari station MRT tersebut. Itulah station MRT pertama yang kami singgahin, station MRT di Kallang Road itu adalah Station Lavender dengan kode EW11, jalur MRT warna hijau. [thanks to google map]. 

dibawah ini saya capture peta perjalanan kami dari Keypoint, Beach Road sampai ke MRT Lavender kemudian berakhir di MRT Bugis. Perjalanan yang lumayan panjang dan melelahkan.




























Memasuki gedung MRT Station Lavender kami pelajari peta Singapura yang terpampang di pintu masuk menuju eskalator turun dengan seksama. Itulah enaknya di Singapura, informasi mengenai apapun mudah ditemukan dan sangat sangat accessible. Alhamdulillah semuanya berangsur membaik dan terkendali.

Tiba di Station Bugis, kami menyusuri Victoria Street menuju Jln. Pinang. Alhamduillah, bersyukur ternyata sudah sampai area Mesjid Sultan. Tapi nampaknya kami masih harus berlelah lelah sedikit untuk menemukan Superb Hostel -tempat kami menginap. Menyusuri Jln. Pinang -yang hanya beberapa meter- dari pangkal ke ujung jalan namun tak nampak bangunan dengan nama hostel tersebut. Merasa tidak yakin dengan penglihatan kami, kami mengulang untuk menyusuri Jln. Pinang dari Victoria street sampai ke ujung Mesjid Sultan, nihil. Masih tak menemukan hostel tersebut. Melihat nomor urut bangunan dan mencocokannya dengan email konfirmasi pemesanan kamar pun tak ditemukan. Karena nomornya ga berurutan. Lalu, entah bagaimana awalnya, terbersit menghampiri pintu dengan tulisan All Inn. Subhanallah, ternyata memang itu bangunan hostel nya. Padahal dah bolak balik liat tulisan itu,, hehe... Entahlah, saya kurang faham dengan perbedaan penamaan di booking web dengan fisik bangunannya. 
Well... itulah pengalaman hari pertama kami di Singapura,, temanya muter muter muter,,, round and round and round...

Kesepakatan kami diawal adalah setibanya di Singapura kami akan mengamankan dulu tiket pulang [menggunakan Ferry] ke Batam. Jadi, setelah bersih bersih, shalat dhuhur jama' dengan ashar, berkeliling komplek mesjid -tak lupa berfoto- kemudian makan siang, kami segera meluncur melanjutkan petualangan mencari dermaga Harbourfront yang terintegrasi dengan Vivo City -yang juga merupakan akses menuju Santosa Island-  dengan menggunakan MRT dari Bugis, transit di Outram Park, kemudian menuju ke Harbourfront.


it is me who shoot,, nice one isn't..??!!
Tiba di Harbourfront, kami berkeliling, berputar putar di Mall termegah di Singapura itu. Melihat sekeliling, membaca setiap informasi yang tertera, sampai memberanikan diri bertanya pada official/security di sekitaran Mall tersebut. Sempat nyasar sampai ke rooftop bangunan megah itu, dan apa yang kami temukan bukanlah suasana dermaga dengan tempat antrian penumpang Ferry, melainkan sebuah pool/kolam renang untuk keluarga,, heuheu,,, 
tapi,, the view is just great,, lumayan untuk melepas penat dan melemaskan kaki yang sedari tadi meregang karena banyak berjalan. 



Setelah berjuang tanpa lelah, akhirnya kami menemukan tempat pembelian tiket Ferry. Alhamdulillah. Ternyata bangunannya sedikit terpisah dari bangunan utama,, hhmm,, semacam extended building-nya mall itu. [kira-kira aja sih, dah pada lupa, dah ampir setahun yang lalu soalnya :D]

Ferry's ticket is done! next,, 
kami menyebrang menuju Santosa Island,, ya,, biasa lah,,untuk foto di Icon Universal nya. Karena takut ke-malam-an dijalan, kami mengurungkan niat untuk mengeksplor Santosa lebih jauh. Setelah berfoto kami putuskan untuk kembali ke daratan utama Singapura, rencananya sih menuju Garden By The Bay dan Merlion. 

Seperti yang saya ceritakan diawal bahwa betapa minim nya persiapan kami [khususnya saya] untuk eksplor Singapura, nah kejadian berikut ini adalah akibatnya -selain kejadian diawal kami menginjakkan kaki di bumi Merlion ini. 

Niat awalnya sih ke Garden By The Bay, culun nya saya, waktu liat peta MRT yang dicari adalah nama stasion yang berbau bau garden,, padahal ga ada dasar logikanya tuh,, 
dan akhirnya ketemulah Botanical Garden,, setengah yakin kita turun di stasion itu... :D
dan ternyata,, penampakannya jauh dari yang pernah saya lihat di google tentang Garden by the bay,,, [heuheu,, ya iyyalah,,, dari namanya juga beda kali,,]
woalahh,,, ternyata ini hutan kota tho'... :D
Tapi meskipun salah alamat,, Alhamdulillah,, hutan kotanya sejuk, terlebih untuk kami yang kelelahan. here are some pictures i took...







Hari semakin larut, kami memutuskan untuk segera berangkat menuju Merlion. Ya,,, belum ke Singapura namanya kalo belum berfoto bersama si Singa Duyung itu. Mencoba mempelajari peta MRT di Station Botanical Garden, karena di kali pertama saya menginjakkan kaki di Singapura, kemana mana diantar guide, jadi giliran berangkat sendiri bingung nentuin station mana yang harus dituju. Hhmm... selain itu juga persiapan menjelajah Singapura sangat sangat minim, berbeda ketika di Malaka, semuanya sudah terjadwal dan terencana. #shame_on_me_:(

It's hard and getting harder to recall,, because it's been a year ago since our journey..

Apa yang terjadi berikutnya adalah kami tersesat kesekian kalinya di Singapura, sampai sampai naik turun di dua station yang sama beberapa kali sebelum akhirnya nyampe di Marina Bay [round and round versi kedua]. Semakin menyedihkan ketika keluar dari Station Marina Bay, yang jelas nampak adalah Hotel Marina Bay Sand, Tak ada Merlion. Karena Merlion terletak jauh diseberang Hotel Marina Bay Sand itu. #sotoy sih :D

Merasa putus asa, karena malam semakin gelap. Kami kembali ke dalam station dan bertanya kepada seorang petugas tiket berkerudung, tentang jalan menuju Merlion serta kemungkinan kami tidak tertinggal dengan jadwal terakhir MRT. Dia bilang kalo kami masih mungkin menuju ke Merlion and still able to catch the last train. 
Alhamdulillah, akhirnya kami dapat pencerahan. Kalo dah gini, nyesel banget kenapa ga nanya dari awal awal. #mohon maaf pada teman seperjalanan.




Cerita kami tak berakhir disini. Masih ada cerita kekonyolan lain mejelang kepulangan kami dari Singapura. Adalah tentang keberangkatan dan kedatangan Ferry dari Singapura ke Batam yang salah kami pahami, dan menyisakan cerita tentang kebut-kebutan mengejar penerbangan [yang cuma satu kali dari Batam menuju Bandung itu]. Tentang taksi yang ngebut, tentang belanja oleh-oleh di injury time, dan tentang ketegangan kami didalam taksi selama perjalanan dari centra oleh-oleh menuju Bandara Hang Nadim. Nyaris tanpa kata, kami sibuk dengan pikiran kami masing-masing. Berkalkulasi jikasaja tertinggal pesawat ke Bandung.

Tapi,, Alhamdulillah semua nya berjalan sesuai rencana, bahkan keberangkatan kami dari Batam menuju Bandung delay beberapa jam karena terkendala satu rombongan yang di recheck beberapa kali oleh kru pesawat.