Selasa, 11 Agustus 2015

Negeri dalam Mimpi

Aktivitas rutinku selepas kuliah -di sela-sela menunggu panggilan kerja adalah membaca buku. Salah satu buku yang berhasil aku selesaikan adalah buku Sirah Nabawiyah karya syaikh shafiyurrahman al-mubarakfury yang sangat tebal. Dan hal itu masih menjadi prestasi tersendiri buatku sampai saat ini. 

Ritual setelah selesai membaca beberapa halaman buku, aku merebahkan diri di salah satu kursi -kami menyebutnya kursi sudut. Karena alasan space kursi ini dibiarkan terpisah dengan yang lain dan sengaja di letakkan di samping jendela kaca dekat dengan meja belajar di lantai dua rumah kami. 

Tempat ini menjadi spot favoritku ketika membaca buku di siang hari. 
Karena dari kursi ini aku bisa langsung melihat langit lewat jendela kaca di sebelahnya. 
Bersih dan birunya langit menjadi penyejuk mataku yang kelelahan. 
Aku telungkupkan buku di dada, lantas melihat jauh ke angkasa sana.
lalu memejamkan mata dan menarik nafas panjang. 
Damaiiii.... membuat mimpi mimpi itu sangat dekat dan seolah nyata. 

Mimpi tentang berada jauh di negeri seberang, memberi manfaat kepada sebanyak banyaknya orang disana. Lalu dalam mimpi itu aku tersadar bahwa sejauh apapun aku berjalan hanya akan ada satu langit yang sama. Langit-Mu. Langit yang kupandangi disana kelak adalah langit yang sama yang kupandangi di sudut kursi di rumahku ini. 

Kini mimpi itu kian jelas. Bisa jadi adalah salah satunya.

Hari ini, entah berawal dari mana dan entah siapa yang membuat gambar ini termuat di halaman kronologi FB-ku. Tapi yang jelas karena gambar tersebut aku menulis di halaman ini. Berbicara dan menuliskan tentang mimpiku yang tak pernah aku tuliskan sebelumnya. Mimpi yang lebih senang aku nikmati dalam angan dan khayalku. 
Just like a dream of a princess that dreaming about her white horse prince. 
So disney doesn't it... :D

taken from FB : Tokyo Camii dengan caption "197 students came to learn more about Islam."

Satu keyakinan yang entah datang dari mana senantiasa berbisik, bahwa negeri seberang dalam mimpiku itu adalah Jepang. Bahwa langit yang kelak kupandangi jauh ber-ratus kilometer dari kursi tempatku merebahkan mimpi itu adalah langit Jepang. Ya... Jepang, negeri paling timur dunia, negeri tempat terbit matahari ini kelak akan makin bercahaya dengan Islam.


Negeri kafir yang islami ini kelak akan lebih mulia dengan Islam. Kelak ia akan membersamai kami dalam aqidah. Dan aku akan menjadi bagian dari barisan itu, barisan penyampai indahnya Islam disana. Aamiin. Insya Allah.

Tiada doa yang sia-sia, tiada mimpi yang percuma.