Selasa, 19 Agustus 2014

Skenario Mimpi

nemu file lama... 
File  Name : Skenario Mimpi
Date Modified :  26 Maret 2012

pas dibaca lagi,,, mesem mesem sendiri... ^0^
edit sana edit sini... 
sipp... 
numpang nyimpen file di sini... biar g angus,,,

===========================================================

Prosesi itu berjalan begitu sederhana.
Hanya dihadiri oleh orang tua kedua belah pihak,
Kerabat dan teman terdekat,
Selebihnya hanyalah jamaah yang kebetulan tengah berada di mesjid ini

Setelah takmir mesjid menyampaikan beberapa kalimat sebagai maklumat bagi para jamaah, prosesi itupun berlangsung.
Sebelumnya, demi menjaga kebersihan hati dan niat, bliau menyampaikan sepatah dua patah wejangan.
Singkat saja, karena berburu dengan waktu isya yang semakin mendekat.

Seusai Isya berjamaah...
perjanjian yang kokoh itu pun diikrarkan

Di satu sudut meja, yang menjadi saksi bisu ikrar suci ini
Dengan tangan menyalami, lelaki paruh baya itu mulai berujar:
“Saya nikahkan ananda Wadi Abdul Hamid bin Ahmad Musy’ari dengan ananda Riska Anantya binti Muhammad Prasetya dengan maskawin dibacakannya 10 ayat pertama Qur’an surat Al-Kahfi dibayar tunai”

Lelaki yang tadi disebutkan namanya semakin erat menggenggam tangan lelaki paruh baya itu di atas meja. Genggamannya seolah menyiratkan kemantapan dan keyakinan yang tak setengah setengah akan apa yang hendak ia ucapkan.
Ia pun mulai berkata, menjawab ikrar sang lelaki paruh baya

“saya terima nikahnya Riska Anantya binti Muhammad Prasetya dengan maskawin seperti yang disebutkan dibayar tunai”

Tegas, mantap, tanpa jeda, hanya dalam sekali nafas.

Seperti terlepas beban, para jamaah menghembuskan nafas panjang, tak ayal riun rendah pun tak dapat dihindari.
Semua orang berucap hamdalah... dan berseru “barakallahu laka wa baraka ‘alayka wa jama’a baynakuma fii khair”

Sementara itu terlihat di barisan jamaah akhwat, seseorang menyungkur sujud, bahunya berguncang, nampaknya kesyahduan ini ia tumpahkan di kedalaman sujud syukurnya.
Ia adalah sang pengantin perempuan.

Setelah tersalurkan semua hasrat hati dalam sujudnya, perempuan itu pun mengangkat wajahnya.
Dicarinya sepotong wajah teduh, wajah yang mulai saat ini akan menemani hari harinya.
Dan seperti terkoneksi dengan cepat, lelaki itupun menoleh, dan disanalah mata mereka bertemu.
Meski berjarak  beberapa meter namun hati mereka saling rangkul. Itulah ni’mat pertama yang mereka rasakan sebagai sepasang suami istri.
Barakallah........

Perempuan itu mengangguk, pertanda ia siap untuk menerima pembayaran ikrar itu dengan pembacaan 10 ayat pertama Qur’an surat Al Kahfi.
Tanpa mushaf ditangan, lelaki itu memejamkan mata. 
Semua saksi bersiap menyimak bacaannya...
belum lagi dimulai pembacaan ayat tersebut,,,
tiba tiba.........



Riskaa...... !!! Riska.....!!!

yang dipanggil bingung mencari sumber suara,,,
hatinya sedikit jengkel, dan bertanya tanya
siapa gerangan yang berteriak ditengah kekhusyu'an ini...

Subuh dulu.... !!! dah mau iqamat tuh.....

astaghfirullahal'adhiim....
ternyata hanya mimpi... 
*senyam senyum sendiri,, sambil menggaruk kepala yang tak gatal
tampak merasa malu pada semua penghuni kamar ....


===========================================================