Rabu, 17 Februari 2016

#Edisi Lebaii



Biarlah hati ini mencoba setia
Pada satu nama yang telah tertulis dilangit
Meski belum berjumpa dibumi
Biarlah keyakinan ini terus mengkristal di hati
Hingga saat yang tepat Allah pertemukan kami



Selasa, 16 Februari 2016

Ini Tentang Mas Gagah #KMGPTheMovie



Belakangan ini sedang booming film Ketika Mas Gagah Pergi #KMGPTheMovie. Setelah sebelumnya tayang pula film layar lebar bertajuk Tausiyah Cinta yang sama ramenya, alhamdulillah. Memang belakangan ini film-film yang berlatar belakang ke-islam-an sedang marak. Mungkin diawali dari suksesnya film Assalamualaikum Beijing kali ya. Tapi, entahlah,, saya bukan pengamat film soalnya.

Oke, balik ke tema. Tentang #KMGP. Film ini merupakan film adaptasi dari kumpulan cerpennya bunda Helvy (@helvytianarosa), yang konon katanya terbit di majalah Annida tahun 1992 (sudah 24 tahun yang lalu ya...). Cerpen ini banyak memberi pengaruh positif untuk anak-anak muda jaman itu. Menginspirasi mereka untuk menjadi pribadi yang lebih baik. Menyemangati mereka untuk lebih intens lagi belajar tentang keislaman mereka. Intinya, cerpen yang sangat menggugah. Masih katanya. Karena tahun segitu saya masih sangat ingusan. Hehe. 
[web-nya bunda Helvy, untuk tahu sejarah #KMGP]

Kalo boleh jujur, cerpen pertama yang saya baca karya bunda Helvy dan Mba Asma adalah Titian Pelangi, dan cerita yang sampai saat ini masih melekat adalah cerita tentang Mamih. Adegan paling menempel di memori saya adalah bagaiman bunda Helvy harus menahan malu menggunakan sepatu boots ke kampusnya. Luar biasa.

Tentang kehebatan cerpen #KMGP ini, bahkan sampai ibunda sang pemain utama Mas Gagah (@hamas.syahid) di versi film layar lebar ini juga terinspirasi dengan cerpen bertajuk sama #KMGP. Menginspirasi beliau (@yulyani_ummuhamas) dalam berbagai jalan tentunya. Pernah baca salah satu caption-nya di akun IG beliau, bahwa #KMGP menjadi satu dari sekian banyak inspirasi beliau dalam mendidik dan membesarkan anak-anaknya. Subhanallah. Ga kebayang jariah yang bunda Helvy tuai dari satu kisah menggugah ini. #iri_positif.

Dan saya sebagai seorang yang melankolis, bener-bener meleleh nonton filmnya. Perpisahan, satu kata yang selalu menjadi momok menakutkan buat saya. #eeaa

Setiap orang pasti memiliki sosok Mas Gagah dalam hidupnya. Sosok yang telah meninggalkan jejak kebaikan dalam hati kita. Sosok yang Allah kirimkan untuk kita lebih memahami tentang hakikat hidup. Tentang makna pertemuan, kebersamaan, bahkan sampai pada arti dari sebuah perpisahan. #mellooww.

Tapi adalah Allah Maha Tahu setiap hati kita. Allah Maha Tahu pelajaran apa yang harus disampaikan oleh lawan interaksi kita. Ada sosok lain selain sosok Mas Gagah yang Allah tunjuk untuk kita peroleh pelajaran berharga tentang hakikat hidup darinya. Bisa jadi merekalah sosok antagonis dalam hidup kita. Sosok yang telah menorehkan luka, rasa takut bahkan benci kedalam hati kita. Pada awalnya memang menyebalkan menemukan sosok-sosok itu, tapi seiring berjalannya waktu, kita fahami bahwa sosok itu memang harus hadir dalam hidup kita. Agar kita mampu belajar, berproses menjadi manusia yang jauh lebih baik.

Seperti kisah Yusuf as yang Allah ceritakan dalam Al Quran. Kisah ini diceritakan ulang oleh seorang ustadz muda karismatik, yang juga merupakan salah satu pemain dalam film #KMGPTheMovie. Beliau adalah ustadz @salimafillah. Ustadz muda yang sangat faham bagaimana menyampaikan kebenaran dengan bahasa kekinian. Mudah difahami dan mudah masuk kedalam hati siapapun yang bahkan baru kali pertama menyimak tulisannya. Selalu ada cinta dari setiap apa yang beliau sampaikan. Luar Biasa ustadz muda ini, usia-nya hanya terpaut 2 minggu lebih dulu denganku, tapi tsaqofah islam-nya luar biasa. And look at me !!! #iri_positif.

Kembali pada bahasan tentang kisah Yusuf as yang beliau sampaikan di akun IG nya. Betapa sangat memungkinkan seorang Yusuf as yang telah mengalami berbagai kejahatan fisik, emosi, bahkan sampai kejahatan seksual menjadi seorang jahat dan antagonis seperti semua orang yang telah memperlakukannya. Tapi Yusuf as dengan petunjuk Allah swt memilih jalan lain. Memilih untuk menjadi manusia terbaik, -memutus rantai kejahatan dan kebencian yang pernah membersamainya- sehingga kisahnya akan selalu menjadi bahan pembelajaran bagi sesiapa yang memiliki kesamaan jalan hidup dengan Yusuf as. Bahwa pilihan ada pada kita, terpurukkah atau bangkit. 
Kalau kata ust. @salimafillah mah "berjuang menjadi gagah"

Inilah hidup, tak selamanya segala sesuatu berjalan sesuai keinginan kita. Kita tak bisa hanya meminta dipertemukan dengan sosok Mas Gagah dalam hidup kita. Ada kalanya Allah menghadirkan sosok saudara Yusuf as dengan kebenciannya, sosok istri Al Aziz dengan intimidasinya, semua hanya sebagai wasilah/tempaan bagi kita untuk mampu mengeluarkan apa apa yang terbaik yang Allah titipan pada diri kita. 

Manusia hanya sebatas berkeinginan, tapi Allah jua lah yang Maha Berkehendak atas kita. Segala sesuatu Allah yang telah menentukannya untuk kita. Bahkan, ketika kehadiran kita mampu menjadi jalan hidayah dan jalan kebaikan bagi orang-orang sekitar, tak layaklah kita untuk berbangga atas diri kita. Karena semua hanyalah JARIAH yang telah Allah takdirkan atas kita. Ya,, semua hanya karena Allah mengijinkan kita menjadi jalan kebaikan bagi orang lain. Bukan, bukan karena kualitas diri dan ibadah kita, sekali lagi bukan. Semua hanyalah ke-Maha Pemurah-an Allah atas kita. #Alhamdulillah

Satu hadist yang sempat menjadi perbincangan di media sosial, terkait penjelasan seorang ulama di salah satu media televisi, hadist-nya tentang jaminan Allah atas Rasulullah untuk masuk surga.

“Tidak ada seorangpun yang dimasukan surga oleh amalnya.”
Para sahabat bertanya, “Termasuk anda, wahai Rasulullah?”
“Termasuk saya, hanya saja Allah meliputiku dengan ampunan dan rahmatnya.” (HR. Bukhari 6467, Ahmad 15236).
Saya tak hendak menyoal kontroversi terkait hadist ini, hanya saja menegaskan pandangan bahwa amal ibadah yang kita lakukan bukanlah penentu kita masuk surga atau tidak. Karena itu adalah hak preogratif Allah. Hanya saja iman, taqwa, dan semua amal ibadah yang kita niatkan semata mata hanya untuk Allah dan untuk mendekat kepadanya, adalah prasyarat utama datangnya keridhoan Allah pada kita. Jika Allah telah ridho, sangat mudah untuk Allah menganugerahkan surga untuk kita. Maka, jagalah selalu kedekatan kita dengan Allah, dengan senantiasa menjaga amalan harian kita. Wallahua'lam.