File Name : Skenario Mimpi
Date Modified : 26 Maret 2012
pas dibaca lagi,,, mesem mesem sendiri... ^0^
edit sana edit sini...
sipp...
numpang nyimpen file di sini... biar g angus,,,
===========================================================
Prosesi itu berjalan
begitu sederhana.
Hanya dihadiri oleh
orang tua kedua belah pihak,
Kerabat dan teman
terdekat,
Selebihnya hanyalah
jamaah yang kebetulan tengah berada di mesjid ini
Setelah takmir mesjid menyampaikan
beberapa kalimat sebagai maklumat bagi para jamaah, prosesi itupun berlangsung.
Sebelumnya, demi
menjaga kebersihan hati dan niat, bliau menyampaikan sepatah dua patah
wejangan.
Singkat saja, karena
berburu dengan waktu isya yang semakin mendekat.
Seusai Isya berjamaah...
perjanjian yang
kokoh itu pun diikrarkan
Di satu sudut meja,
yang menjadi saksi bisu ikrar suci ini
Dengan tangan
menyalami, lelaki paruh baya itu mulai berujar:
“Saya nikahkan ananda
Wadi Abdul Hamid bin Ahmad Musy’ari dengan ananda Riska Anantya binti Muhammad
Prasetya dengan maskawin dibacakannya 10 ayat pertama Qur’an surat Al-Kahfi
dibayar tunai”
Lelaki yang tadi
disebutkan namanya semakin erat menggenggam tangan lelaki paruh baya itu di
atas meja. Genggamannya seolah menyiratkan kemantapan dan keyakinan yang tak
setengah setengah akan apa yang hendak ia ucapkan.
Ia pun mulai berkata,
menjawab ikrar sang lelaki paruh baya
“saya terima nikahnya
Riska Anantya binti Muhammad Prasetya dengan maskawin seperti yang disebutkan
dibayar tunai”
Tegas, mantap, tanpa
jeda, hanya dalam sekali nafas.
Seperti terlepas beban,
para jamaah menghembuskan nafas panjang, tak ayal riun rendah pun tak dapat
dihindari.
Semua orang berucap
hamdalah... dan berseru “barakallahu laka wa baraka ‘alayka wa jama’a baynakuma
fii khair”
Sementara itu terlihat
di barisan jamaah akhwat, seseorang menyungkur sujud, bahunya berguncang,
nampaknya kesyahduan ini ia tumpahkan di kedalaman sujud syukurnya.
Ia adalah sang
pengantin perempuan.
Setelah tersalurkan
semua hasrat hati dalam sujudnya, perempuan itu pun mengangkat wajahnya.
Dicarinya sepotong
wajah teduh, wajah yang mulai saat ini akan menemani hari harinya.
Dan seperti terkoneksi
dengan cepat, lelaki itupun menoleh, dan disanalah mata mereka bertemu.
Meski berjarak beberapa meter namun hati mereka saling
rangkul. Itulah ni’mat pertama yang mereka rasakan sebagai sepasang suami
istri.
Barakallah........
Perempuan itu
mengangguk, pertanda ia siap untuk menerima pembayaran ikrar itu dengan pembacaan
10 ayat pertama Qur’an surat Al Kahfi.
Tanpa mushaf ditangan,
lelaki itu memejamkan mata.
Semua saksi bersiap menyimak bacaannya...
belum lagi dimulai pembacaan ayat tersebut,,,
tiba tiba.........
Riskaa...... !!! Riska.....!!!
yang dipanggil bingung mencari sumber suara,,,
hatinya sedikit jengkel, dan bertanya tanya
siapa gerangan yang berteriak ditengah kekhusyu'an ini...
Subuh dulu.... !!! dah mau iqamat tuh.....
astaghfirullahal'adhiim....
ternyata hanya mimpi...
*senyam senyum sendiri,, sambil menggaruk kepala yang tak gatal
tampak merasa malu pada semua penghuni kamar ....
===========================================================
Tidak ada komentar:
Posting Komentar